Minggu, 15 Februari 2015

5 syarat Kehamilan

Ada 5 syarat utama terjadinya kehamilan. Dengan catatan, tak ada kelainan atau penyakit yang diderita oleh suami atau istri. Nah, apa saja persyaratannya?

Berikut 5 syarat yang bila dipenuhi, ibu dapat hamil:

1.ADA SEL SPERMA (SPERMATOZOA)

Proses terjadinya kehamilan harus diawali dengan bertemunya spermatozoa (sel sperma yang matang) dan sel telur yang matang (ovum). Caraya bisa dengan penetrasi suami pada istri dalam bercinta, spermatozoa dimasukkan dengan bantuan alat (inseminasi buatan), atau seperti pada proses bayi tabung: spermatozoa dan sel telur dipertemukan di cawan metri di laboratorium.
Setiap kali persediaannya dikosongkan, maka sekitar  20 hingga 100 juta sel sperma akan diproduksi kembali. Perkembangan sel sperma hingga menjadi matang butuh waktu sekitar 3-4 hari. Bentuk sperma mirip kecebong, terdiri atas kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor. Masing-masing bagian memiliki fungsinya sendiri. Bagian kepala berfungsi menembus dinding sel telur. Leher untuk menyimpan energi yang diperlukan oleh sperma dalam perjalanannya menuju sel telur. Sementara ekor – panjangnya kira-kira 10 kali bagian kepala – berfungsi mendorong sperma meluncur mendekati sel telur. Dengan getaran ekornya, sperma dapat bergerak cepat.
Sel-sel sperma yang matang disimpan di epididimis (saluran kecil yang terletak di belakang testis) dan akan bertahan selama 4 minggu. Jika tak digunakan, sel-sel sperma akan diserap kembali oleh tubuh atau si pria akan mengalami “mimpi basah”. Namun bila terjadi ejakulasi, sel-sel sperma akan keluar melalui vas deferens (saluran yang menghubungan epididimis dengan kelenjar prostat) dan bercampur dengan air mani. Dalam waktu 12 jam, epididimis dapat dikosongkan dengan 3-4 kali ejakulasi. Tiga hari kemudian, epididimis akan terisi kembali.
Siklus tersebut akan berlangsung sampai masa andropause, yaitu masa menurunnya dorongan seksual dan kesuburan pria. Umumnya terjadi ketika pria memasuki usia setengah baya.

2. ADA SEL TELUR (OVUM)
Bila spermatozoa berhasil melewati vagina, ia akan masuk ke leher rahim dan bergerak terus hingga mencapai saluran telur (tuba falopi). Di sinilah sel telur akan dibuahi oleh spermatozoa (proses konsepsi/pembuahan).
Ovum (sel telur) diproduksi oleh indung telur (ovarium). Indung telur terletak dalam rongga panggul, menggantung di kiri dan kanan pada jaringan ikat rongga perut. Ukuran ovarium kurang lebih sebesar ibu jari dengan panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 0,5 cm.
Keberadaan sel telur ditandai dengan adanya siklus haid. Sejak masa pubertas, perempuan akan mendapatkan haid atau menstruasi, yakni perdarahan yang berulang secara periodikal akibat meluruhnya bagian permukaan selaput lendir rahim. Siklus haid berlangsung sekitar 30 tahun ke depan sejak pertama kali dia mengalaminya. Ketika melewati masa puncak keaktifannya dan mendekati masa 30 tahun, siklus haid perlahan mulai tidak teratur dan akhirnya berhenti (disebut menopause). Setelah menopause,  indung telur sudah tidak menghasilkan sel telur lagi.
Pada masa subur, tumbuh satu folikel matang di dalam indung telur, yang lalu pecah dan mengeluarkan sel telur matang (ovulasi). Sel telur ini akan ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) di ujung saluran telur, sehingga masuk ke dalam bagian saluran telur yang lebar (ampula). Di sinilah bisa terjadi pembuahan jika sel sperma bertemu dengan sel telur.

3.ANATOMI DAN HORMONAL NORMAL

Agar bisa menghadirkan dan menjalankan kehamilan, suami-istri harus memiliki struktur anatomi yang normal dan sistem hormonal yang  berfungsi baik. Untuk istri, alat genitalnya--vagina, leher rahim, rahim (uterus), tuba falopi (saluran telur), hingga ovarium (indung telur)--harus dalam kondisi baik. Sedikit saja ada kelainan maka kehamilan bisa sulit terjadi.  Kasus yang paling sering terjadi pada perempuan adalah adanya sumbatan di saluran telur (tuba falopi).  Gangguan  tersering lainnya adalah endometriosis (gangguan pada rahim) dan  tumbuhnya kista.
Pada suami, secara garis besar ada 3 jenis gangguan yang menghambat terjadinya kehamilan, yakni produksi sperma, kuantitas/jumlah sperma, dan transportasi sperma. Salah satu gangguan produksi sperma adalah varikokel, yaitu pembesaran vena di testis yang membuat aliran darah jadi tersumbat. Dalam hal jumlah sperma, meski yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur hanya satu sperma, tapi tetap diperlukan sperma yang banyak, minimal  20 juta. Hal ini berkaitan dengan  masalah probabilitas kesempatan membuahi sel telur. Semakin banyak sel sperma yang diluncurkan, semakin banyak kesempatan untuk terjadinya kehamilan. Sedangkan salah satu masalah terhambatnya transportasi sperma berkaitan dengan disfungsi seksual suami, semisal impotensi.
Nah, bila secara anatomi dan sistem hormonal suami-istri tak ada masalah, maka yang harus dipenuhi adalah berintim-intim menjelang atau di masa subur, yakni saat indung telur melakukan ovulasi atau mengeluarkan sel telur ke saluran telur.

4.PEMBUAHAN

Sperma yang masuk melalui vagina harus melakukan perjalanan panjang.  Dari vagina berlanjut ke saluran mulut rahim terus ke rongga rahim, lalu ke saluran telur, dan berakhir di ujung saluran telur yang lebar (ampula) untuk bertemu dengan sel telur. Dari berpuluh-puluh  hingga seratus juta sel sperma  yang  meluncur melalui vagina,  hanya beberapa ratus ribu yang dapat mencapai saluran telur, dan hanya satu sel sperma yang bisa menembus sel telur. 
                                                          
5.NIDASI DAN PLASENTA

Setelah dibuahi, ovum akan mengalami proses nidasi  atau penyarangan (implantasi). Biasanya, nidasi terjadi di dinding depan atau belakang rahim. Waktu antara pembuahan hingga nidasi sekitar 6-7 hari. Awalnya, hasil pembuahan menetap di saluran telur selama 2-3 hari, kemudian sel telur yang sudah dibuahi ini berjalan menuju rahim. Di  perjalanan, hasil pembuahan itu melakukan  pembelahan secara bertahap. Setelah 6-7 hari dan sampai di rongga rahim, terjadilah nidasi  atau implantasi, yaitu “bersarangnya” sel telur yang telah dibuahi  oleh sel sperma di dinding rahim. Setelah itu, berlangsung proses pembentukan embrio atau mudigah diiringi dengan pembentukan plasenta dan tali plasenta agar embrio atau mudigah yang  “bersarang” di rahim mendapat suplai darah dan zat-zat makanan dari ibu. Setelah masa embrio/mudigah selesai, bakal manusia ini tumbuh dan berkembang menjadi janin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar